Sabtu, 08 Agustus 2009

be a mom, again

by ien bunda elang

Wahhh....gak terasa neh..setelah 7 tahun berlalu, saya hamil lagi..tapi to kali ini terasa sangat berat. Nggak seperti elang dulu, sekarang saya merasakan ngidam, mual, dan dunia seperti jungkir balik. Aneh ya?

Bukan ingin dimanja atau diperhatikan, tetapi semua yang saya rasa kian aneh. Apa-apa gak enak..huhuhuhuhuhuhu...but, kebahagiaan mengganti semua lara itu. Kita semua tahu, menjadi ibu bukanlah hal yang mudah. Berat, terkadang penuh dengan tantangan. Salut to all mom in the world.

So...
thanks mom...

Selasa, 26 Mei 2009

FB Haram??

by ien bunda elang

Dhuer...FB Haram? kalimat itu terus membayangi jari-jari saya setiap saya akan memulai browsing. Wedewww..mungkin itu kata-kata yang akan terlontar dari begitu banyak bibir mungil. Memang MUI belum mengeluarkan fatwanya, tapi "andai" sudah...lalu bagaimana selanjutnya?

FB sudah seperti candu bagi sebagian besar orang (mungkin termasuk saya). Saya sudah sedikit demi sedikit mengurangi keinginan untuk membuka FB. Namun, semua sebetulnya (menurut saya) tergantung dari user.

Apa pun barangnya atau pun medianya, semua tergantung pemakainya. Apalah yang tidak menjadi bermasalah jika pemakainya bermasalah. Heroin bukanlah barang haram jika dipakai dalam skup medis. FB menjadi haram kalau memang user menggunakannya untuk hal-hal berbau kemaksiatan ataupun hal yang dekat dengan itu. Namun jika tujuannya untuk menyambung silaturahmi bagaimana?

Jujur saya akui, saya banyak menemukan teman dan sahabat di masa lalu melalui FB. Bahkan reuni di dunia maya pun terjalin. Kami bisa bercerita tentang kehidupan kami dan anak-anak kami. Sejauh ini, FB amat membantu mendekatkan kami satu sama lain. Bahkan terkadang cenderung menjadi media untuk saling mengingatkan.
So, kalau FB haram, bagaimana dengan yang lain?

Setelah rokok, FB, lalu apa lagi??

Dunia makin kompleks, dan kehidupan memang makin jauh dari kehidupan tauladan kita, tetapi kita masih bisa tetap mendekat dan saling berpegangan tangan untuk menegakkan syariat. masih bisa..dengan media apapun. Itu masksud saya..***

Minggu, 24 Mei 2009

Demam Facebook

by ien bunda elang

Lama nggak update blog ini. Bukan lantaran gak pernah browsing, lebih karena adik ngenalin dengan facebook. Memang mudah dan praktis. Namun jadi timbul banyak masalah buat saya. Hmm..saya jadi malas menulis. Berjam-jam di depan laptop hanya untuk mencari teman di dunia maya. Memang, saya menemukan banyak teman di masa lalu dan silaturahmi terjalin lagi. Itu segi positifnya, tapi lama-lama, saya kehilangan imagi untuk menulis.

Sebandingkah dengan apa yang saya peroleh? Nggak juga. Dan saya perlahan akan mulai meninggalkan FB trus kembali menghidupkan blog ini. Semoga saya tahan dengan godaan FB, hehehee.

Gara-gara FB juga tiba-tiba saya menjadi orang yang pendiam dan terkadang merasa nggak membutuhkan orang lain. Pertemanan di dunia maya membuat saya (dan mungkin banyak orang di luar sana) merasa sudah cukup. Sehingga anti sosial pun lama-kelamaan terbangun. Gawattt...

Iya tho? bayangkan, tanpa bertemu kita bisa bercerita langung dengan teman maya kita. Bercerita tentang apa saja. Termasuk anak-anak dan keluarga. Dan ketika copy darat terjadi, sudah terasa hambar. Bahaya bukan?

Yah..mungkin saya menjadi agak konvensional, dan memilih kembali menjadi blogger. Karena di sini saya masih bisa menjadi diri saya sendiri, dan seluruh imagi saya terjaga rapi. KArena saya ingin tetap menulis dan menulis. Apapun medianya. Walau hanya sekedar menjadi blogger yang saya nikmati sendiri.

How about you, friend?****

Jumat, 01 Mei 2009

Pinang Meminang

by ien bunda elang

Dah lama nggak nulis di blog ini, bukan karena melupakan. Tapi demam Facebook ternyata juga menyatroniku. Seperti teman-teman politisi yang juga rajin menyatroni (hehehee...) teman yang lain. Saling jabat tangan di antara 2 kubu politik memiliki makna yang sangat mendalam.

Wah..gawat juga itu. Yang terlihat paling motil bulan ini adalah mantan penguasa Orba. Saya mengakui, karena saya sudah pernah berdialog dan duduk semeja dengannya. kharismanya masih nampak nyata. Cerdas dan bersemangat. Mengusung dan mengutamakan ekonomi kerakyatan cukup menjawab kebutuhan rakyat saat ini. Namun saya tetap pesimis. Biar bagaimana pun, kita harus bercermin ke masa lalu.

Dulu kita gemah ripah loh jinawi, tetapi ternyata itu hanya kamuflase saja. Semua penakit baru muncul setelah bertahun-tahun masa inkubasinya. sementara di kubu lain, saya melihat masih belum ada figur yang benar-benar menjawab keinginan rakyat untuk segera mengatasi kesulitan perekonomian.

Hmm..benak saya mulai mereka figur pemimpin yang saya butuhkan :
  1. Yang bisa menjadi Bapak negara dan bersifat negarawan sejati
  2. Bisa bersikap tegas (saya lebih setuju dengan pemimpin dari kalangan militer)
  3. Memiliki strategi "perang" ampuh, jitu dan cerdas
  4. simple, smile, semangat
maklum..kita harus sama-sama menyadari, bangsa ini terlalu sakit. Mungkin dalam kurun 5 tahun, pemimpin kita belum mampu mengatasi semua masalah. Karena itu menjadi faktor penentu. Strategi perang yang jitu! Yupp..kita harus menganggap kita tengah dalam situasi perang. Sehingga semua tindakan bersifat praktis tetapi bukan semaunya.

Hmmm..siapa ya calon pemimpin yang akan saya pilih...Prabowo, SBY, Megawati, Sri Sultan...atau..?????? hehehehe..liyer juga memilihnya.....***

Senin, 13 April 2009

Politik Air Mata

by ien bunda elang

Saya sama sekali tidak pernah menyangka, bahwa politik betul-betul tidak memihak kepada siapa pun. Politik tidak memiliki hati dan mata. HAri ini saya benar-benar terperangah. Ada berita TV memperlihatkan teman PPK meninggal saat rekapitulasi penghitungan suara. Duh Gusti....

Saat hari pencontrengan kemarin, justru rekan KPPS di TPS 9 Kelurahan Pangenrejo Purworejo meninggal dunia karena kelelahan. Saya tak dapat bersuara. Air mata mengalir tanpa saya sadari. Begitu besar pengorbanan mereka untuk bangsa ini. PAdahal kalau kita mau membuka mata, timbul pertanyaan besar, sebandingkah pengorbanan mereka dengan caleg-caleg terpilih?

Mungkin pengorbanan mereka tidak akan sia-sia kalau para wakil rakyat nanti mau mengemban amanat perjuangan. Bukan perasaan mencari pengembalian modal. Mungkin nyawa mereka akan menjadi harga yang pantas jika Indonesia bisa bangkit dan kembali bermartabat. Mungkin.
Namun saya tidak berani menjawab, walau hanya dalam hati. Karena saya ragu dengan kenyataan yang terjadi. Selamat jalan kawan... semoga Allah memberikan tempat yang layak di Surga-Nya.

Syok belum sembuh, saya kembali dikejutkan dengan akan dituntutnya teman PPK Kecamatan Bayan Purworejo. Wedew...ada apa lagi ini...iya, saya menyadari..setiap pekerjaan yang menyangkut hajat hidup orang banyak jelas harus dijalankan sesuai SOP. Sabar ya sahabat, saya tahu..kita tidak bermaksud untuk menyelewengkan aturan, tapi mungkin kita tengah apes.

Tanggung jawab besar berada di pundak setiap penyelenggara Pemilu. Dan itu tidak sebanding dengan honorarium yang diterima. Semestinya semua pihak cukup arif menangani masalah ini. Bukan mengedepankan emosi dan ambisi. Saya percaya, teman-teman di Bayan tidak bermaksud untuk melanggar aturan. Tapi kalau emosi dan ego yang bicara, hmmm...mungkin akan membuat saya dan teman-teman penyelenggara PEmilu di tingkat bawah menjadi patah arang.

Niat mengabdi pada negara, masa harus dibayar dengan denda atau pidana kurungan? Wallauhualam Bisawab.****

Selasa, 24 Maret 2009

Politik Perempuan dan Perempuan Berpolitik

by ien bunda elang

Udara terasa sedikit segar ketika wajah demokrasi mulai ditanami bunga-bunga harum, bahkan banyak pula yang baru mekar dari kuntumnya. Yupp..perempuan-perempuan mulai menampakkan keinginannya untuk mencoba panggung demokrasi.

PAnggung yang selama ini menjadi incaran kaum politisi. Hanya saja, saya merasa miris dengan kondisi saat ini. Dalih memenuhi kuota 30 persen untuk perempuan, membuat kaum saya bukannya terwakili tapi ternodai. Mengapa harus mengunakan kuota?
Apakah kami tidak layak bertarung secara terbuka dengan kaum laki-laki?
Ataukah panggung demokrasi terlalu keras buat kami?

Ada banyak pihak yang mengatakan, kuota itu bagus jika terealisasi. Namun buat saya, itu tiran dalam bentuk baru. Biarkan kami berkembang tanpa batas. Artinya, kami bisa berpolitik kalau kami mau. Bukan karena terpaksa berpolitik hanya sekedar memenuhi kuota.

Hmm...sedih sekali saya.

Menjadi caleg perempuan memang sebuah dilema, antara emansipasi dan tugas. Kita sudah setara kaum pria menurut saya. Lihat saja, kita sudah tak dibatasi untuk memasuki semua lini. Hak untuk mendapatkan pengajaran, pendidikan bahkan penghidupan yang layak sudah sejajar dengan kaum pria. Tapi mengapa harus saja ada kuota?

Selama ini, tanpa kita pungkiri..dan sudah bukan rahasia umum lagi bahwa perempuan menjadi komoditi politik. Ingatkah akan banyak kasus, ketika anggota dewan yang terhormat jatuh ke lorong paling kelam gara-gara perempuan? mungkin kalau mereka bukan orang partai, perempuan itu akan menjadi angin lalu belaka. Namun karena ada nuansa politik, jadilah perempuan sebagai kendaraan penghancuran.
Naif! sungguh naif..

Bukankah itu memilukan? Coba kita telaah, dari sekian banyak caleg perempuan, manakah yang benar-benar siap? Apakah kita siap? Siap meninggalkan keluarga untuk memikirkan kepentingan rakyat? Atau kita hanya akan menjadi pemanis gedung dewan?
Perempuan berpolitik...sebuah kalimat yang dalam sekali maknanya. dan hingga kini saya masih mencari...

Memang tidak salah untuk terjun ke kancah politik..pertanyaannya, siapkah??????

who knows? Hanya kita jualah yang bisa menjawab.***

Jumat, 13 Maret 2009

Bumi Gerah

by ien bunda elang

Sekarang ini hampir di semua tempat merasakan kondisi panas dan gerah. Bukan karena bumi terbakar atau karena bumi dekat dengan kompor..yang terbakar panasnya tak hanya badan tetapi pikiran dan perasaan..

Selain perubahan cuaca yang lumayan ekstrim, kondisi politik kita pun sedang tidak kondusif..semua tengah berpacu menyambut pesta demokrasi April mendatang. Ayo ke TPS...
Heheheee....Kondisi panas yang terjadi lebih karena perbedaan suhu yang cukup mencolok. Kadang siang begitu panas, eh..tiba-tiba malam hujan.

Kalau itu terjadi di daratan, mungkin dampaknya tidak begitu terasa. Paling-paling hanya gerah, copot baju kemudian beres. Pernahkan terbayangkan hal itu terjadi di tengah lautan sana? saya sempat tidak bisa tidur ketika anak-anak saya ada di tengah lautan, dan perubahan suhu terjadi.
Perubahan suhu yang ekstrim akan membentuk sebuah bidang front. Yang akhirnya akan membuat badai di perairan.

Dampaknya, saudara-saudara nelayan saya banyak yang menghindar dan berlindung ke pulau-pulau terdekat. Bahkan saya sempat mengirimkan puluhan sms ke anak-anak saya untuk berhati-hati. Ombak di tengah laut mencapai 4 meter. Wow....dashyat....dan itu berbahaya untuk semua jenis pelayaran..

Kalau gerah di daratan, lebih karena gesek-gesekan ide untuk merebut simpati konstituen. Makanya ide pun menjadi berkeringat dan semua masyarakat jadi panas...Tuhan..tolonglah mereka...

Saat ini, semua bibir menyunggingkan senyum, coba nanti, bagaimana kalau sudah jadi? Itu pemikiran tetangga saya. Waduh..bagaimana dong?

Saya tersenyum, saya terdiam. Saya tetap akan ke TPS untuk memilih calon yang saya mau, dan saya harapkan bisa menjadi pembela rakyat sejati, tidak mengenal korupsi, tidak mencari "balen" atau pun hanya duduk, diam, dan tanda tangan untuk dapat uang sidang. huhuhuhuhu....saya tergugu. menangis.

Menangis untuk cuaca buruk dan menangis untuk politik yang buruk...*****

Berpolitik Cantik

by ien bunda elang

Lama nggak nulis di blog ini, bukan karena males..tapi saya ikut-ikutan demam facebook.maklum teman-teman alumni Kelautan pada ngumpul di FB, so buat nyambung silaturahmi ya saya pun gabung.hehehee...

Dan nggak terasa, saya juga bertemu teman-teman jurnalist di seantero negeri..mungkin itu cukup mengobati rindu saya akan dunia saya yang lalu. Dari cerita sukses ada juga cerita sedih..sabar ya kawan, badai pasti berlalu. Bukan maksud saya untuk menggurui, tapi saat ini banyak sekali individu yang mendadak jadi pinter sekali berbicara. Membuat program yang manis, dan buntu-buntutnya "centang nama saya".

Hehehe..lagi-lagi saya dan tetangga saya menjadi komoditi politik buat teman yang sedang mengejar mimpinya. Saya tidak melarang (saya bukan Panwas)..tapi saya memiliki sedikit pemikiran, sekaligus kesedihan atas gelagat yang akan terjadi dengan terbukanya era demokrasi saat ini.

Tidak ada yang salah dengan lulusan SMA atau sederajat, Sarjana, master atau bahkan S2 mungkin juga tidak menunjukkan pola pikir sesorang. Yupp..berlomba-lomba orang mengejar kursi parlemen, itu juga tidak salah.
Hanya saja saya menangis dalam hati, bagaimana jika mereka nanti menjadi anggota parlemen yang terhormat? Masihkah memikirkan kepentingan rakyat? Jika sebelum duduk di dewan si calon belum memiliki pekerjaan tetap? kemapanan dalam keluarga? atau kemampuan berorganisasi?

Waduh...waduh...gimana itu atuh kang?

Boleh saja si calon tidak memiliki pekerjaan, tetapi dia haruslah orang partai yang lahir, besar dan tumbuh mengembangkan partai. Calon yang seperti itu pasti akan mengerti dan paham berorganisasi. Seandainya parlemen saja bisa diisi siapa pun yang memiliki suara terbanyak, apa jadinya?

apakah tidak bisa peraturan ditinjau kembali? sehingga "only the best" yang bakal Survive ke parlemen. Bukan orang-orang yang menggunakan ajian mumpung. Jangan-jangan kita malah mencetak koruptor baru (aduhhh..jangan ya...)...

Saya sendiri belum antipati terhadap pemilu, saya masih percaya bahwa parlemen masih bisa terisi orang-orang mumpuni dan bermartabat. Sehingga kepentingan rakyat masih di atas kepentingan pribadi atau partai. Karena jika kita apatis, parlemen tidak akan berubah. Dan kita sendirilah yang akhirnya merugi...

Makanya..ayo ke TPS...dan berikan suara untuk orang-orang yang berkualitas....JANGAN GUNAKAN HAK UNTUK TIDAK MEMILIH....jangan ya.....****

Minggu, 15 Februari 2009

Let's Do Together

by ien bunda elang

Setiap saya melihat berita di televisi atau membaca koran, selalu saja hati saya berdesir. Begitu banyak yang terjadi di sekitar kita dan kita seperti menutup mata. Please..jangan biarkan semua berlalu begitu saja tanpa kita terlibat di dalamnya.

Semalam, anak saya mengirimkan pesan singkat ke phone cell saya.."kita tengah berlindung di Teluk dekat Kalimantan, ombak tinggi sekali bunda. Bahkan di tengah sana sampai 5 meter"..
Deg! jantung saya berdegup kencang. Saya teringat anak-anak saya tengah melaut. Tak sabar saya hubungi mereka dan berharap semua dalam keadaan baik-baik saja.

Lima menit berlalu, saya belum berhasil menghubungi mereka. Hingga tengah malam, saya masih belum bisa menjangkau anak-anak saya. Saya lemas dan ingin menjerit. Mungkin karena cuaca buruk sehingga komunikasi kami tidak lancar.

Untung saja (Alhamdulillah ya Rabb)..dini hari sebuah sms membuat hati saya sedikit tenang.
"Saya dan 9 anak yang lain baik-baik saja. BUnda jangan khawatir..." Cuaca sedang tidak bersahabat, iya..tetapi kalau kita telaah lebih jauh, apa benar semua lantaran Sang Khalik benci kita? Longsor dimana-mana, banjir bandang, bahkan gempa bumi seperti tidak berhenti di sepanjang tahun lalu dan tahun ini..

Lord tidak benci kita. Dia malah tengah menunjukkan kasih sayang-Nya. Bencana yang ada jelas akan membuat kita lebih kuat, lebih tabah, lebih tegar. Setelah sekian tahun menjalani hidup dengan penuh ketenangan. Nikmat makan dengan uang hasil penjualan kayu ilegal, tidur nyenyak di atas bantal kemewahan eksploitasi hutan, dan mungkin saja lemah gemulai intan di tangan hasil dari penjualan lahan resapan.

Yupp...Dia tengah menunjukkan sayang-Nya.

Miris memang melihat semua itu, bencana membuat semua tangan saling berpegangan dan memeluk. Tak ada lagi iri atau dengki, tak ada lagi cemburu dan perasaan saling memusuhi. Semua ikut empati. Kita tak mungkin bisa berjalan sendiri, termasuk saudara-saudara saya yang tengah berduka karena kehilangan, ini pasti jalan yang terbaik buat kita.PAsti.

Saya tergagap..Hp tetap saya hidupkan. Karena anak-anak saya berada di luar sana...***

Sabtu, 07 Februari 2009

i love u

by ien bunda elang

Perlahan tapi pasti, ilalang tumbuh menjadi sebuah sabana. Yupp..begitulah tentang hati saya. Perlahan namun pasti menyemai daun waru. Bukan seperti cinta biasa. ini jelas melebihi apa yang saya rasa dan duga. Hahahahahaaa...saya jatuh cinta.

Perhatiannya tulus, waktu, hati dan jiwanya semua buat saya...huhuhuhu.nyesek hati ini sayang.
Dan kemarin dia bisikan sebuah kata lembut sekali, aku sayang banget sama kamu.
Wajahmu unik, nggak cantik, tetapi bisa membuat runtuh ujung hatiku. waduhhh..so sweet...

Satu lagi kejutan di siang hari...ketika dia sms..aku tunggu di sini...ternyata ada mio abu-abu lengkap dengan tulisan LAGI BELAJAR...waduh...soulmate saya mencoba memberi surprise..

thanks dear...i love u, all day and all way

Minggu, 01 Februari 2009

Coroku Sayang




by ien bunda elang

Hmm...untuk membantu suami sayang, bunda buka kios yang jual obat-obat sablon. Sekalian juga belajar disain, jadi kalau sudah selesai tugas-tugas wajib, bunda selalu ke kios "Coro Rumah Sablon".

Bukan karena nafkah dari suami kurang, bukan. Tapi memang dasarnya saya nggak pernah bisa berdiam diri jika ada waktu luang. Untuk omzet, jangan diomongin dulu. Yang jelas jalan pelan-pelan tetapi pasti. Selain obat sablon (di Purworejo cuma ada 4 toko termasuk Coro Rumah Sablon lho yang jual beginian)..di Coro juga bisa membuat segala macam barang cetakan, atau sablon. Baik di kaos, jaket, plastik atau pun kertas.

Yee..jualan deh...gakpapa kan? Kadang anak-anak juga memesan stiker di Coro. Kini yang lagi rame Printing outdoor atau banner. Maklum musim kampanye menjadi berkah buat usaha seperti kami. Kapan-kapan singgah ya....**

Duren HUnter part 2















by ien bunda elang


ni semua foto-foto duren's party dini hari di Pasar Suronegaran

Sabtu, 31 Januari 2009

Kangen

by ien bunda elang

i miss u, Iskandar Angels... yupp..saya kangen ita, ama, dan yuni....
Setiap hari, tak pernah saya lewatkan untuk membaca Lampung post online, sungguh saya masih merasa bagian dari koran itu.

Kangen ini terkadang amat sangat membelenggu, hingga saya serasa ingin terbang ke lampung. Bahkan, setiap anak saya melaksanakan praktek atau bekerja di lampung, pasti akan saya titipin sebuah pesan. Belikan saya Harian LAmpung POst.

Guys, kangen nggak kalian dengan saya?
Dedi Triadi, fotografer yang selalu setia menemani saya kala susah dan senang. Mngkin saat ini dia tidak lagi berprofesi jadi fotografer. Ama yang cute..salut bu...dah jadi korlipnya Siger TV, Ita cintaku..yang sudah nemu bahagia dengan Bang QQ. Yuni mbakyuku yang nJawani...kapan neh pulang ke JAwa...

Mngkin tak akan lagi saya temukan perssaudaraan seperti bersama kalian, makan di Dawiels bareng (masih ada nggak?) atau sekedar kongkow di Arto sambil nungguin film mulai. Bahkan perasaan hunting bareng masih membayangi benak saya.

Belum lagi kalau pas saya sedang rindu Jawa..kalian begitu hangat memeluk saya. Hmmm..indahnya persaudaraan itu. Di kantor, saya juga merindukan Lulu kuya bathok...korektor yang lucu dan gondrong. Yang dengan setia menemani saya kala saya sering dimarahin Om item. Thanks bro... Juga Bang Ucok dan mbak Cici (bu Hajah...) aduh...kuangennnnnnnnnn

Ada Om ganteng dan om item...Big Bos BEW yang memberi inspirasi saya untuk selalu belajar dan belajar menulis, berguru dan rajin membaca, walau itu hanya sekedar brosur obat. Bos, you're the best!
Saya tidak akan pernah bisa menulis tanpa inspirasi mereka, Look..Bang Ucok yang dengan logat Medan selalu memberi suntikan semangat. Sehingga saya tak gentar untuk hunting dan memburu nara sumber, walau lebih sering terkena semprot satpam atau diusir lantaran dikira mau nyari perkara. Sungguh...indah sekali semua itu...

Di kriminal, ada mas Aris dan Bang Jun..hebat...temen-temen buser saya, yang ngajarin tentang dunia kriminal (tapi malah lu orang yang mirip kriminalnya, hehehehe...). Gimana dulu kapolda marah-marah lantaran saya menulis apa adanya. Dan kalian berdua nyemprot saya...punten atuh kang....

Ini isi hati saya,...rindu saya yang terkadang membuat saya seperti gila. Namun saya yakin, kalian di lampung fine-fine aja. Bahkan sudah banyak yang melupakan saya. It's OK...asal saya tak melupakan kalian..itu dah cukup buat saya..
Last but not least...i miss u, all...***

Jagoan


by ien bunda elang

Look at that face...saya ingin selalu memeluk dan menciumnya. Setiap detik, setiap saat, saya tak bisa jauh-jauh darinya.

Saat saya harus bekerja dan meninggalkannya, saya seperti memiliki ruang hampa di hati, kosong. Apalagi ketika saya harus lembur dan menginap karena ada tugas diklat atau penataran.

Terkadang, dia membuat saya merasa istimewa. Saat dia genggam tangan saya dan berusaha mencari perlindungan. Saya sering dibuatnya menangis dan sport jantung. Apalagi ketika tiba-tiba dia terkena demam tinggi.

Tahu nggak mas, dulu..ketika kamu akan lahir di dunia ini, bunda harus berjuang antara hidup dan mati. Bunda sendirian tanpa teman. Saat itu bunda sempat berantem dengan dokter, karena dokter akan menunda kamu keluar. Sementara bunda sudah terbaring lemah di ruang bersalin. Namun, lagi-lagi dokter kalah dengan argumen wartawan (hehehehe...). Bunda berhasil pindah rumah sakit dan memutuskan untuk melahirkanmu melalui operasi caesar.
Ups...kala itu, bunda harus terbaring lumpuh selama 3 bulan. Maafkan bunda ya, kalau bunda tak bisa memberi kamu ASI eksklusif. bukan bunda nggak mau, tapi bunda nggak berdaya. Tergolek di tempat tidur. Ini harus bunda beritahu ke semua ibu yang akan maju ke meja operasi. Jangan memikirkan apa pun, masalah biaya, masalah rumah tangga atau masalah apapun.

Karena efek dari permasalahan yang kita pikirkan, membuat syaraf kita mati untuk beberapa saat. Bahasa dokternya sundrome paska operasi, dan akhirnya kita jadi lumpuh psikis. Saya bisa mengatakan ini karena saya mengalaminya sendiri. Begitu banyak masalah menghimpit saya ketika saya harus maju ke ruang operasi, dan tak seorang pun tahu apa yang saya rasakan. Saya tersenyum ketika masuk kamar bedah, ibu pun sempat meneteskan air mata, semua terdiam. Tapi saya tetap tersenyum. Untukmu jagoanku, nyawapun akan bunda berikan.

Setelah tersadar, saya tak mampu merasakan apa-apa. God! untung Allah masih sayang sehingga memberi kesempatan buat saya untuk menemani jagoan saya..
Kini saya bisa tersenyum dan selalu tersenyum, karena tangan mungil dia memegang saya. dan setiap saya merasa lemah, dia selalu menguatkan, bahkan tak jarang dia memeluk saya erat, dan mengatakan "Elang Sayang Bunda".***

Pada Tukang Becak Aku BErguru

by ien bunda elang

Mbah Sartun seorang tukang becak, berangkat dari rumah di Baledono subuh-subuh. Giat dan bersemangat. Anaknya ada lima, meninggal satu karena asma. Istrinya seorang pemijat yang cukup lihai. Setiap hari, mbah Sartun ikut ibu saya. Membantu menata duren dan menghitungnya. Beberapa hari ini dia ijin untuk tidak bekerja, ya..mbah Sartun terkena cikungunya.. (cepet sembuh mbah!).

Di pasar, saya dekat dengan para tukang becak. Dan tenaga-tenaga angkut barang. Maklum, sejak kecil saya hidup di tengah-tengah mereka. Maklum saja, ibu saya seorang pedagang. Banyak hal yang membuat saya kagum dari jiwa mereka. Tak peduli yang tua atau yang muda membuat saya sering tertegun.

Setiap tetes keringat mereka, berarti rejeki buat keluarganya. Pagi, menjelang subuh, pasar sudah ramai. Teman-teman saya itu belum tahu, apakah akan ada penumpang atau barang yang harus mereka hantar ke tempatnya. Jika ada, berarti mereka akan membawa pulang uang untuk keluarga. Jika tidak,...(semoga jangan..)
Setiap saat mereka selalu tertawa, bercanda, bersemangat..walau saya tahu dan mereka pun tahu, hari ini apa yang bisa mereka bawa pulang. Uangkah? atau hanya senyum lelah.

YAng membuat saya terharu dan sering merenung, mereka selalu bersemangat. Mengayuh becak, mengais rejeki walau belum tahu dikayuhan ke berapa mereka dapat rejeki. Pernah saya bertanya pada mbah Sartun, dan jawabannya membuat saya terhenyak. Hidup itu sekedar mampir ngombe, kita harus berpikiran positif, nyuwun sama yang Kuasa. Dan tetap nggenjot becak. Sekarang mbak lihat, tidak ada kan anak tukang becak yang kelaparan? tidak ada kan anak tukang becak yang tidak sekolah?
Saya mengangguk. Mbah Sartun benar. Benar sekali.

KAya dan miskin itu hanya ada di pikiran kita. Apa ada ukuran kaya dan miskin seseorang? Saya menggeleng. Mungkin kita merasa kaya ketika kita bisa mengendarai mobil BMW dan memiliki rumah 10, tapi ada juga yang belum merasa kaya ketika dia memiliki lebih dari itu. Sedangkan mbah Sartun merasa kaya saat dia pulang bisa membawa 10kg beras dan uang 50 ribu.

Waduhh...filosofi tingkat tinggi neh. Saya geleng-geleng kepala. Dan akhirnya pun saya kembali bertanya pada diri saya sendiri, sudahkah saya merasa kaya? Mbah Sartun tersenyum, sudahlah mbak, katanya. Kemudian dia berlalu untuk bergabung dengan tenaga angkut lainnya dan mulai bekerja membantu ibu saya. Menata duren.****

Presiden 2009

by ien bunda elang

Andai aku jadi presiden? hmm...mimpi kali yee...Nggak! saya tidak pernah bermimpi untuk menjadi presiden. Biarlah saya tetap menjadi rakyat jelata yang memiliki hak suara untuk memilih. Kalau boleh jujur, saya ingin presiden yang proletar. Bukan presiden yang borjuis.

Sebelum membicarakan mimpi (yang tidak jadi) saya untuk menjadi presiden, saya hanya ingin menggunakan hak jelata saya untuk mendiskripsikan presiden idaman. Superhero, jelas. Dia baik lelaki atau perempuan haruslah super dalam segala hal. Awalnya, presiden saya itu haruslah dari kalangan yang kuat. Kuat pendirian, kuat iman, juga kuat mental. Tidak harus dari kaum borjuis. Walau harus kita akui, kampanye membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Kalau dia kuat, dia tidak akan mudah tergoda akan nikmatnya kue kekuasaan. Sehingga tak akan ada tikus kantor berkeliaran di setneg. Hehehehehe... Berjiwa proletar.. biar bisa merasakan susahnya menjadi rakyat jelata, yang mungkin hanya setahun sekali mampu membeli baju baru, atau bahkan merasakan nikmatnya antri minyak tanah. Yang akhirnya gigit jari karena stok dikurangi.

Presiden saya juga dari anak petani. Saya menginginkan itu. Biar mengerti rasanya berkubang lumpur, membajak, tandur dan indahnya bergandengan tangan untuk menunggu pupuk. Yah...dari kuota yang diajukan mungkin pupuknya tinggal setengah..nikmat...
Presiden saya juga bukan dari kalangan pedagang, yang memandang semua dari sisi ekonomis. Hasil sebesar-besarnya dengan modal sekecil-kecilnya. Waduhhh...runyam juga hukum saya kalau memiliki presiden seperti itu.

Puyeng kepala saya kalau harus mendiskripsikan presiden saya. Yang pasti, rasa empati yang tinggi, dapat menjadi modal buat melangkah ke istana. Empati melihat saudara-saudara saya (saya juga) yang kelaparan, yang buta huruf, yang sekolahnya roboh, yang tak bisa melihat indahnya lampu-lampu hias di perkotaan, dan banyak yang....

Bumi saya sudah terlanjur sakit, saya tahu, siapapun presiden saya nanti, pekerjaannya ringan. Dan saya yakin, butuh waktu lebih dari 20 tahun untuk kita betul-betul bangkit. Itupun kalau presiden kita bisa bertahan hingga 4 periode. Apa mungkin?

Saya sedih, karena kita tidak juga bangkit dari keterpurukan. Karena apa? Setiap pemilu presidennya ganti, artinya tiap 5 tahun kebijakan berganti, padahal kebijakan yang kemarin saja belum jalan. Ya..jadi 5 tahun bukanlah tahun untuk membangun, melainkan tahun membuat program. Huhuhuhuhu....jadi bagaimana ini?

Mari kita menangis bersama, dan kita mencalonkan diri menjadi presiden di rumah kita masing-masing.****

Jumat, 30 Januari 2009

Single Fighter

by ien bunda elang

Be a single, don't be afraid...or single and single again...Jangan pernah merasa takut untuk salah. Saya juga tidak. Karena dengan menjadi salah, saya akan mengerti sebuah kebenaran. Kelahiran bukanlah sebuah kesalahan, semestinya itu menjadi anugerah. Yang membuat banyak bayi mungil dibuang dan terlantar adalah perasaan manusia. Perasaan bersalah, perasaan berdosa, dan yang pasti ketidakmampuan.

Bukan salah Allah yang memberi anugerah jabang bayi di rahim seorang wanita. Allah tidak akan mempertimbangkan apapun seperti pemikiran manusia. Only Kun and than Fayakun. Ada teman yang dulu tinggal di RUmah Singga Elsapa di Lampung. Berseberangan dengan rumah sahabat saya. Bocah-bocah itu memiliki senyum yang sangat indah. POlos dan manis.

Pernah saya bertanya pada mereka, kelak ingin jadi apa. Jawaban lugu meluncur mulus dari mulut mereka, saya ingin jadi dokter, saya ingin jadi polisi, dan ada satu anak yang ingin sekali menjadi ibu.
Deg! batin saya terpukul. Mereka begitu merindukan sosok ibu. Sahabat yang mengasuh rumah singgah pun tersenyum kelu. Saya kini seorang ibu, ingin sekali rasanya menemani mereka. Walau hanya sekadar dekapan malam untuk pengantar tidurnya. Saya menegrti mereka sendiri, pejuang-pejuang tangguh yang keras dalam menjalani kehidupannya. Jika mereka dibiarkan tanpa kasih sayang ibu, apa jadinya?

Siapa yang akan mengajarkan mereka pelukan hangat? senyum ketulusan? atau bahkan menenangkan mereka tatkala sedang gundah? Wajar jika akhirnya mereka menjadi pribadi yang apatis dengan kehidupan ini. BUkan pilihan mereka untuk menjadi seperti itu. Saya tersedu.

Jangan memandang rendah mereka, karena mereka anak-anak lingkungan. Yang terpinggirkan oleh keadaan. God, help them...
Kemarilah anak-anakku..biarkanlah bunda mendekapmu walau bunda tahu, tak banyak yang bisa bunda lakukan untuk menolongmu. Bunda hanya ingin mengenalkanmu akan pelukan hangat serta kenyamanan di dalamnya. ***

Cinta = Pengabdian

by ien bunda elang

Buat saya, mencintai adalah mengabdi. Memberikan seluruh jiwa dan raga kepada yang saya cintai. Kata-katanya adalah titah buat saya, dia menjadi raja di segala denyut nafas saya. Tidak ada kata tidak, yang ada hanyalah kata sendika dawuh.

Namun buat saya, cinta juga pengabdian yang tak terbatas. Dengan prasyarat, saya merasa terayomi dan nyaman di bawah titahnya. Saya merasa dimiliki dan dicintai dengan sepenuh jiwa raja saya. Persahabatan juga pengabdian, atas nama sayang kita bersahabat. Yang berada di jalur kita adalah perasaan sama-sama ingin memberikan jalan yang terbaik. Persahabatan bagai kepompong, saya tidak setuju dengan itu.

Persahabatan adalah pemberian. Tidak ada take yang ada hanya give. Janganlah menuntut apapun untuk segala yang kita beri pada sahabat. Tidak juga waktu atau pun pikiran. Jadi siapa yang mau jadi kepompong, terbalut, terbelenggu. Dan pada akhirnya menjadi kupu-kupu...indah terlihat tetapi kemudian terbang bersama angin mencari bunga yang lain. Makanya, saya tidak mau jadi kupu-kupu.

Seandainya semua sahabat berpikiran sama seperti saya, hmm alangkah indahnya. No take..just give..there are give without loving, but there are never love without giving...apaan tuh?? entahlah..ya..cinta sama dengan pengabdian.
Untukmu wahai pemilik cinta, janganlah takut untuk mengabdi pada rasa. Asal jangan mendewakan cinta. Yepp..love means everything..kalau......*** (only you know the less of the word..)

"Jealous"

by ien bunda elang

.....Ingin kubunuh pacarmu, saat dia cium bibir merahmu di depan teman-temanku..hatiku terbakar cantik, aku cemburu...meskipun aku pacar rahasiamu, meski pun aku selalu yang kedua, tapi aku manusia yang mudah sakit hatinya.....Sekarang senandungku berubah menjadi Baladewa.

Jealous! Fine-fine aja tuh. Sepanjang itu dilandasi perasaan sayang dan cinta. Bukan karena curiga atau membabi buta. Setiap pasangan pasti pernah merasakan kue cemburu. Jargon kalau tak cemburu berarti tak cinta, mungkin itu benar. But...somany but...

Kalau cemburu berlebihan dan berada dekat dengan garis posesif, wedew...tobat..tobat..ampun deh. Itu persaan yang gak sehat lagi. Bikin kita makan hati. (enakan juga makan hati ayam..). Jadilah muncul pertanyaan kamu dimana? sedang apa? sama siapa?
Huhuhuhuhuuu...robek hatiku mengingat iklan itu.

Lebih enak kita membiarkan. Membebaskan dan memerdekakan. Karena hakekatnya sebuah hubungan itu dibangun berdasarkan pondasi kepercayaan. Dibumbui sayang dan banyak pelukan. Biarkan semua pikiran terbang melayang tanpa dikebiri, seperti udara. Segar..iya saya mengerti, kebebasan yang bertanggung jawab. Setiap kepala di dunia ini tidaklah sama isinya, terkadang kita menilai seseorang dari penampakan luarnya saja. Cashing-nya. Tanpa peduli apa isinya. Cinta..cinta adalah hak setiap orang, dan tak seorang pun boleh menggarisi batas-batas cinta. Hanya Yang Khalik sajalah sumber dari segala sumber cinta.

Saya boleh mencintai Suharto, atau pun SUkarno, atau bahkan si ganteng Alessandro del piero. Boleh sekali..saya harap tak seorangpun melarang saya. Tidak ada istilah cinta terlarang. Yang menjadi salah adalah ketika cinta saya itu didiikuti rasa ingin memiliki. Sehingga itu akan mengganggu stabilitas kapal orang...

Saya bukan secret admirer..dan saya tak punya secret admirer..saya hanyalah seorang istri, bunda, sekaligus sahabat yang tengah mencari kesejatian cinta. kebahagiaan hakiki dan pada akhirnya saya hanya ingin sekali berarti, sesudah itu mati.***

Rabu, 28 Januari 2009

Wonder Woman


by ien bunda elang

Aku bukan wonder woman mu yang bisa terus menahan, rasa sakit karena mencintaimu. Hatiku bukanlah hati, yang terbuat dari besi dan baja, hatiku ini bisa remuk dan hancur...bukan saja Mulan Jameela yang bersenandung lagu itu. Saya juga suka menyanyikannya.

Wanita..selama ini selalu menjadi tumpuan kata "tidak berdaya". Ketakberdayaan itu muncul tatkala dominasi pria begitu ditonjolkan. Padahal, jika ditelusuri, kekuatan wanita jauh di atas kekuatan laki-laki. Tidak percaya?
Sok atuh kita lihat bersama, tahankah pria jika harus hidup seorang diri? nyuci sendiri, masak sendiri, atau bahkan tidur sendiri?

Pria metroseksual bisa melakukan itu semua sendiri. Nyuci? ada laundry, masak? ada restoran. Iya..percaya. Tapi coba tanya hati nurani, dekapan siapa yang paling pria rindukan? ibu. Masakan siapa yang paling pria kangeni? ibu. Lalu siapa yang membelai pria saat dia terjatuh dan tak berdaya? ibu. Siapakah ibu? wanita kan?

So, dipercaya atau tidak, wanita jelas memiliki jiwa pejuang yang tangguh. Mengandung 9 bulan 10 hari (terkadang menanggung semua sendirian), melahirkan, mengurus bayi hingga menjadi dokter, insinyur, dan bahkan presiden. Masih juga beberapa wanita sempat untuk berkarier.

HAnya saja buat saya, lebih membahagiakan untuk menjadi ibu rumah tangga yang memiliki banyak waktu untuk mengurus suami dan jagoan kami. Walau jujur saja saya mengaku, saya tidak bisa masak. Susah! buat saya, setiap masakan yang saya buat selalu butuh perjuangan keras. Dan saya yakin hasilnya...hehehehehe...jauh dari enak. Thanks yah, dah maem masakan saya walau tidak enak.

Aku bukan wonder womanmu yang bisa terus menahan, rasa sakit karena mencintaimu....kasihan amat Mulan Jameela..merasakan kesakitan karena mencintai pujaannya. Cinta dan sakit, seperti nikmat dan benci. MAta pisau yang susah kita urai.

Ups..saya sudah kemana-mana, sementara saya harus ngelonin jagoan saya..btw, saya rasa saya masih bukan wonder woman****

Selasa, 27 Januari 2009

For U

by ien bunda elang

Ning nong ning nong...kuninabobokan engkau anakku tersayang, lelap dan bermimpilah tentang keindahan hakiki. Kujaga engkau dari apa pun, nyamuk dan mesiu..Ingin selalu kudekap dirimu di bangun dan tidurmu. Mumpung aku masih diberi kesempatan..sayang, jangan pernah merasa sendirian. Walau kelak engkau sendiri, ukirlah nama kami di hatimu.

Setelah Elang, belahan jiwaku pun tergores. Badannya ngedrop, kecapean..smangat..smangat..Jangan pernah berhenti berharap akan kemajuan. Live is miracle. Terkadang kita gak tahu kapan kesejatian akan muncul. Cinta sejati, sahabat sejati atau bahkan musuh sejati. Bersabar...

Sisi lain jiwaku berontak, nafasmu masih begitu lekat di ingatan. Bukan karena keinginan untuk menyapa tetapi sekedar berdetak. tik tak tik tak..ingin menerobos tataran norma. Jangan!
Jangan sekali-kali bertaruh, berjudi itu haram. Please deh.... Aku teringat sahabat di Wonosobo yang tengah terbaring karena cacar. Sepertinya untuk menjadi lebih cantik kita harus kena cacar dulu, itu kataku padanya. Dan dia terbahak-bahak. Gila kamu...

Aku sudah cantik, katanya. hahahahaha..sahabat yang untuk kedua kalinya harus merasakan pahitnya perceraian. Be patient, sweety..
Dulu, pernah aku bilang. Jangan terburu nafsu untuk segera menikah. Hanya keledai yang bisa jatuh di lubang yang sama dua kali. Kamu bukan keledai kan? Tapi aku gak bisa menerima ini. Aku butuh pendamping. Hmmm...iya..tapi tidak secepat itu dear..dia tertawa.
Akhirnya apa yang aku takutkan terjadi juga. Kami pun menangis bersama.

Sosok ideal, pegawai, karir bagus dan mapan, ternyata bukan juga ukuran untuk bahagia..sahabatku pun menangis. Huhuhuhuhu...sekarang aku sendirian lagi. Aku diam, kelu. Bersabarlah untuk menggapai kebahagiaan. Dan jangan melihat pasangan dari cashingnya.. Buatku cinta dan realita adalah kartu mati untuk dipikirkan. Hidup itu realita, bukan imagi atau mimpi. Sweety...let's pray..hope the best comes to you.and happy ever after****

Sport Jantung

by ien bunda elang

aduh...deg-degan jantung ini, jagoanku panas.. seperti biasa, jantung saya berdetak lebih cepat. Suhunya 39 derajat Celcius..(smoga bukan DB, tipes atau yang lain) semoga hanya panas biasa. KArena kemarin elang kehujanan.

baru saja, jam 20.00..panasnya belum turun-turun.Dokter keluarga kami pun sudah turun tangan memberi penurun panas. Tapi namanya juga Elang, dalam keadaan begitu masih saja membuat saya tersenyum dengan kelucuannya.

Minta gendong muter-muter rumah dan satu menu spesial, nasi goreng pedes.

Mas...cepet sembuh ya..bunda sayang mas***

Duren Hunter

by ien bunda elang

Pagi buta..sekitar pukul 02.30..jika musim duren tiba, datanglah ke Pasar Suronegaran, komplek bekas terminal lama di Purworejo. Kita akan menjumpai hal yang tak terbayangkan..Yepp..pasar duren.

Ada anggapan yang keliru dari hampir setiap orang. Selama ini, kalau ingin hunting duren, harus ke Kaligesing atau Somongari. Dan harga di sana pasti lebih murah. Hmm..kata siapa?
Semua itu salah..coba saja jalan-jalan ke Pasar Suronegaran pada pukul 02.30 sampai pukul 10.00. Ada pesta duren..hehehehehe..mungkin karena saya anak pedagang duren jadi saya hafal betul dengan keadaan di sana. Saya di sekolah hingga kuliah dari hasil ibu jualan duren.

Dini hari itu, pasar yang biasanya lengang akan riuh dengan transaksi pedagang duren. Duren dari segala penjuru Purworejo tumplek blek di pasar ini. Ada duren dari Gunung Tumpeng yang terkenal kuning seperti mentega, ada duren Somongari yang pedes pahit, duren Kaligesing yang legit, juga duren dari Jatiwangsan yang juga pedes pahit.

Ada satu tips untuk membeli duren di kegelapan malam, maklum karena pagi itu di pasar suronegaran benar-benar gelap gulita. Jangan membeli duren dengan sistem borongan. Mendingan memilih satu persatu. Hehehehe..ciumi semua duren yang ingin dibeli. Terkadang saya heran dengan ibu, wanita yang selalu saya kagumi. Dengan melihat saja terkadang sudah tahu rasa duren. Hmm...hebat ya...

Atau kalau benar-benar susah, gak ada salahnya bawa senter.hehehehehe..harga di pasar lebih murah daripada di gunung sana. Satu tips lagi, jangan beli duren ketika hari Jumat sampai Senin. Karena pada hari-hari itu, harga duren masih relatif mahal. Dan puncaknya malam minggu. Di hari itu, duren muahalllll..... (maaf Ti,..rahasia dibocorin hehehehe)

Kalau beli duren di pinggir jalan, biasa. Tapi jika ingin mencoba suasana lain dan cukup memberi kepuasan, beli duren dini hari di PAsar Suronegaran. Kalau tidak pinter, siap-siap membeli kucing dalam karung. Namun kalau hati-hati, dijamin dapat duren bagus, enak dan murah..mau mencoba?***

To Sahabat

by ien bunda elang

just




take




care..

if we can't make it better
pardon me


if we can't do it better
pardon me

if we can't get closer
forgive me

Sometimes, words mean nothing
but

take




care


in all way

pray for the best of us


do i did something bad?
do i did something wrong?

trust
trust
trust me,

the best of us is brotherhood
that we've ever have

Lagu Rindu

by ien bunda elang

Senandung lirih mulai terdengar dari arah selatan. Ringan, sayup terbawa angin. Awan cumulus nimbus melingkari selatan. Sebentar lagi biasanya turun hujan, jangan banjir! nanti anak-anak kesusahan mencari sepiring nasi.

Senyap, tak terdengar lagi...makin lirih dan lirih..drrrr...handphone saya bergetar pelan menggantikan senandung itu. "Kangen gak"..hmm..kangen gak ya? entah..hahahahaha..rasa ingin bertemu menjadi kunci dari setiap perpisahan. semenit, sehari, sebulan atau bahkan setahun..hanya bertemulah obatnya.

Saya tersipu..dari dulu saya paling susah untuk mengucapkan kata kangen, atau rindu atau bahkan i love u. Hmm..deheman pendek. "Kangen gak". Entah...

Saya rindu untuk merasakan kembali nafas di rahim saya, saya rindu untuk menggendong bocah bertangan mungil menggenggam tangan saya.."Sabar" yupp..saya bersabar..kamu juga bersabar kan?

Sayup..kidung rindu menggema..menembus ruang garba batin saya**

Super Hero


by ien bunda elang

Look at the face...sedih banget ya? itu ekspresi jagoan saya ketika terserang cacar tiga bulan lalu. Badannya mendadak habis, jadi kurus dan tirus.

Tenang my super hero..kamu pasti bisa melalui semua itu. Seperti juga dengan teman-teman seiman di Palestina. Mereka pasti bisa melalui semua ujian.

Genjatan senjata? Semestinya tak ada ruang tuk negosiasi. KArena jika negosiasi terjadi, itu penindasan buat saudara saya. Siapa yang ekspanasi? siapa yang dzolim? tidak ada kata genjatan senjata. YAng ada, lawan, lawan dan lawan.

Sayang, seperti juga penyakitmu..lawan. Israel seperti cacarmu. Tak bisa dimusnahkan, hanya bisa dikarantina virusnya.

Ini saatnya untuk berubah menjadi super hero..tet..tet..tet...mau jadi superman atau batman, terserah pilihanmu. yang pasti, Palestina tidak ada pilihan sepertimu. Berdoalah untuk kesehatanmu, berdoalah untuk perjuangan. let us pray...

Sayang, sekarang tidak ada adik lagi..kamu minta dipanggil "mas". Dan BUnda gak boleh salah. Siap, Bos! Seharusnya seperti itu dengan negara-negara besar, tidak boleh salah. Tapi semua human being. Punya salah dan lupa. Saya juga salah.

Satu, dua, tiga, empat...Jagoan saya menghitung cacarnya. Dan dia tetap tersenyum...ya..tersenyumlah PAlestina***

Minggu, 25 Januari 2009

BUmi Menangis

by ien bunda elang

Hujan semalam tidak berhenti, have a nice new lunar day...met sincia to seluruh saudara saya yang merayakannya..Semoga di tahun ini keberkahan dan kesehatan selalu melingkupi kita semua. Amin.

Seiring tangisan bumi, saya pun dini hari tadi menangis. Setelah penantian detik demi detik, hari demi hari, siklus saya datang. Dan saya menangis tergugu. Maafkan saya sayang. Kita belum dipercaya untuk memberi teman buat jagoan kita.

Sulit dipercaya, tetapi saya harus menerima kenyataan ini. Seperti saya harus menerima apa yang terjadi di Indonesia. Ketidakmampuan saya untuk merubahnya membuat tangis saya makin keras. Dan kami berpelukan menangisi apa yang terjadi. Semoga seluruh rakyat negeri ini juga bergandengan tangan menangisi apa yang terjadi dengan kesakitan pertiwi, dan bukan malah saling mencari kambing yang di padang berwarna hitam.

Ya Allah....berilah kami kesempatan. Ya, kesmepatan ya Allah. Mungkin terlalu banyak yang sudah kami minta.

Hujan bertambah deras dan belum ada tanda-tanda mereda. Bantal saya pun sudah basah dengan hujan lokal yang saya buat. Kepala saya kian dalam meringkuk di pelukanmu, sayang.****

Me, past, and now

by ien bunda elang

Saat kemarin adalah milik kemarin, dan sekarang adalah realita. Itu mungkin yang ingin saya ungkapkan di blog ini. Ya, sejarah memang akan selalu melekat di setiap jiwa yang bernafas. Dan sejarah tidak akan pernah menghilang begitu saja, beberapa teman yang bijak selalu mengingatkan saya untuk tidak melupakan sejarah.

Namun, satu hal yang pasti. Sejarah adalah sejarah. Dan tidak pada tempatnya jika kita membawa sejarah pada kehidupan kita saat ini. Begitu juga dengan sejarah dunia saya. Sejarah Purworejo, atau pun sejarah Indonesia.

Untuk maju, kita bisa menggunakan sejarah sebagai cermin. Tapi bukan sebagai panutan. Move and move..jangan berhenti dan hanya berkutat di sejarah. Entah itu sejarah pahit atau pun manis.
Seperti kemarin, seorang sahabat tiba-tiba muncul di kehidupan kami. Sayangku, itu juga bagian dari sejarah. Dan kini mungkin seseorang yang pernah menjadi bagian dari nafas saya juga muncul. Saya mengerti mimik itu, kata memang hanya lisan. Tetapi mata itu terluka. MAafkan saya.

Dia itu sejarah bagi saya, tapi satu hal yang harus engkau pahami wahai pemilik hati ini. Dia tidak akan pernah menjadi sejarah buat jagoan kita. Darahnya ada di darah jagoan kita. Saya mencintai apa yang kita punya sekarang. Dan bukan sejarah yang saya cintai. Biarkanlah angin kemarin berhembus semau yang angin mau. Tapi sekarang genggam tangan saya untuk mengukir sejarah kita bersama.

Me, past dan now...inilah sejarah saya, my koibito....

Selasa, 20 Januari 2009

Punten

by ien bunda elang

Maafkan saya!










Atas ketidakberdayaan saya










Ketakmampuan saya








Yang membiarkan semua berlalu
terjadi



maaf....

Kamis, 08 Januari 2009

Untuk Israel

by bunda elang

Hujan di kotaku tambah deras, hampir tiap hari hujan dan hujan. Seperti halnya militan Israel yang setiap detik dan menit selalu menghujani saudara-saudaraku dengan roket. Belum lagi bombardir peluru di sepanjang jalur Gaza.
Sungguh tak elok melihat pemandangan itu di televisi kecil kami. Miris hati ini, melihat anak-anak terenggut masa depannya, belum lagi saudari-saudariku yang menjadi janda dan kehilangan buah hati mereka. Duhai bangsa yang tak memiliki rasa kemanusiaan, berhentilah barang sejenak. Jika engkau tak segera tersadar, aku, kami dan seluruh saudaraku dalam Islam pasti akan saling bergandeng tangan. Jika bukan senjata yang kami sandang, pasti doa akan kami tebar.

Ya Rabb, angkatlah jiwa-jiwa tak berdosa itu untuk hidup abadi dalam lingkaran jihad, biarkanlah anak-anak yang terenggut itu menghiasi padang keabadian yang Engkau Janjikan. Dan untukmu Israel, dunia ini hanyalah tempat singgah sejenak. Masih ada pembalasan yang beratus-ratus kali dari pembalasan manusi.

Bunga yang kalian tanam mungkin sudah layu, tembok rumah kalian mungkin juga sudah ambruk. Tapi tidak dengan doa-doa kami. Gapailah tangan-tangan ini untuk memperkuat iman dan semangatmu wahai perempuan-perempuan Palestina. Singsingkan lenganmu untuk angkat senjata dan berjihad bersama suami-suamimu. Biarkanlah Allah membimbing jalan kalian menuju jihad yang kekal.

Amerika, PBB, mungkin tak bisa berkutik. Mereka dalam dilema. Hmm...saudaraku, satu hal sederhana yang bisa aku lakukan, mendoakanmu. Berharap hujan itu segera reda, dan mentari menyapamu. Atau Surga menjadi balasan bagi kehilanganmu. Sesungguhnya jika Allah sudah Kun pasti Fayakun..***

Jumat, 02 Januari 2009

Terompet

by ien bunda elang

toet..toet..toet....semua orang di 00.00 wib serempak meniupmu. Bibir bergincu, bibir menghitam gara-gara rokok, atau bibir kanak-kanak, semua bertemu dengan bibirmu. Namun tidak bibir-bibir kami.

Bibir kami terbungkam tak mengenal bibirmu, maaf kalau kami begitu. Bukan tak mau, tapi kami tak ingin menciummu hanya untuk menandakan bahwa sebuah masa berganti dengan masa yang baru. Hmm entahlah..

Lebih menyenangkan jika bibir ini mencium hal-hal berbau gurih..atau asem, (renyah juga gak masalah). Dan mungkin bibir bau kopi yang baru saja saya rasakan. Karena saat ini, bibir-bibir kami manyun. Karena tak semestinya dia tersenyum. Lihat, di belahan bumi sana..ada banyak saudara yang tengah meratapi keambrukan rumahnya, kehilangan kakinya, atau mungkin nyawanya.

Belasan peluru berdesing menjadi irama jazz tak bertuan, wahai saudaraku bertahanlah di ujianmu. Jika mengingat itu, akankah bibir ini menciummu?

Pergantian tahun, dimana seluruh masyarakat merayakannya dengan petasan, kembang api, terompet dan banyak tawa, sementara saudara bibir kami merayakannya dengan magasin, rudal, dan desingan peluru tajam di sekelilingnya. Sungguh, hati ini berdarah mendengar bumi Palestina menangis.

Hati, jiwa dan nafas ini menderu..sungguh kesakitanmu melubangi jantung ini. Akankah kami tetap bisa tertawa jika mengenang penderitaan Palestina?
Akankah terompet itu kami tiup kalau ratapan anak-anak Palestina mengiringi pergantian tahun? Wahai pemilik jiwa-jiwa..ringankanlah darah mereka.

Kekuatan bukanlah lawan dari jiwa tenang yang menginginkan kedamaian, rudal dan mesiu bukanlah jawaban. Kami dengar kesakitanmu kawan.Kami paham dukamu teman. Nun jauh di sini, kami berdoa tanpa terompet di bibir kami. Semoga Trophy jihad tersanding di sebelah perjuanganmu**