Minggu, 25 Januari 2009

BUmi Menangis

by ien bunda elang

Hujan semalam tidak berhenti, have a nice new lunar day...met sincia to seluruh saudara saya yang merayakannya..Semoga di tahun ini keberkahan dan kesehatan selalu melingkupi kita semua. Amin.

Seiring tangisan bumi, saya pun dini hari tadi menangis. Setelah penantian detik demi detik, hari demi hari, siklus saya datang. Dan saya menangis tergugu. Maafkan saya sayang. Kita belum dipercaya untuk memberi teman buat jagoan kita.

Sulit dipercaya, tetapi saya harus menerima kenyataan ini. Seperti saya harus menerima apa yang terjadi di Indonesia. Ketidakmampuan saya untuk merubahnya membuat tangis saya makin keras. Dan kami berpelukan menangisi apa yang terjadi. Semoga seluruh rakyat negeri ini juga bergandengan tangan menangisi apa yang terjadi dengan kesakitan pertiwi, dan bukan malah saling mencari kambing yang di padang berwarna hitam.

Ya Allah....berilah kami kesempatan. Ya, kesmepatan ya Allah. Mungkin terlalu banyak yang sudah kami minta.

Hujan bertambah deras dan belum ada tanda-tanda mereda. Bantal saya pun sudah basah dengan hujan lokal yang saya buat. Kepala saya kian dalam meringkuk di pelukanmu, sayang.****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar