Sabtu, 31 Januari 2009

Jagoan


by ien bunda elang

Look at that face...saya ingin selalu memeluk dan menciumnya. Setiap detik, setiap saat, saya tak bisa jauh-jauh darinya.

Saat saya harus bekerja dan meninggalkannya, saya seperti memiliki ruang hampa di hati, kosong. Apalagi ketika saya harus lembur dan menginap karena ada tugas diklat atau penataran.

Terkadang, dia membuat saya merasa istimewa. Saat dia genggam tangan saya dan berusaha mencari perlindungan. Saya sering dibuatnya menangis dan sport jantung. Apalagi ketika tiba-tiba dia terkena demam tinggi.

Tahu nggak mas, dulu..ketika kamu akan lahir di dunia ini, bunda harus berjuang antara hidup dan mati. Bunda sendirian tanpa teman. Saat itu bunda sempat berantem dengan dokter, karena dokter akan menunda kamu keluar. Sementara bunda sudah terbaring lemah di ruang bersalin. Namun, lagi-lagi dokter kalah dengan argumen wartawan (hehehehe...). Bunda berhasil pindah rumah sakit dan memutuskan untuk melahirkanmu melalui operasi caesar.
Ups...kala itu, bunda harus terbaring lumpuh selama 3 bulan. Maafkan bunda ya, kalau bunda tak bisa memberi kamu ASI eksklusif. bukan bunda nggak mau, tapi bunda nggak berdaya. Tergolek di tempat tidur. Ini harus bunda beritahu ke semua ibu yang akan maju ke meja operasi. Jangan memikirkan apa pun, masalah biaya, masalah rumah tangga atau masalah apapun.

Karena efek dari permasalahan yang kita pikirkan, membuat syaraf kita mati untuk beberapa saat. Bahasa dokternya sundrome paska operasi, dan akhirnya kita jadi lumpuh psikis. Saya bisa mengatakan ini karena saya mengalaminya sendiri. Begitu banyak masalah menghimpit saya ketika saya harus maju ke ruang operasi, dan tak seorang pun tahu apa yang saya rasakan. Saya tersenyum ketika masuk kamar bedah, ibu pun sempat meneteskan air mata, semua terdiam. Tapi saya tetap tersenyum. Untukmu jagoanku, nyawapun akan bunda berikan.

Setelah tersadar, saya tak mampu merasakan apa-apa. God! untung Allah masih sayang sehingga memberi kesempatan buat saya untuk menemani jagoan saya..
Kini saya bisa tersenyum dan selalu tersenyum, karena tangan mungil dia memegang saya. dan setiap saya merasa lemah, dia selalu menguatkan, bahkan tak jarang dia memeluk saya erat, dan mengatakan "Elang Sayang Bunda".***

2 komentar:

  1. lama gak liat,
    terakhir waktu diajak reuni dirumah, 2005 silam...

    ternyata elang udah besar...
    semoga mampu jadi kebanggaan bundanya...(amin)

    by banyubirru (www.raia-nara.blogspot.com)

    BalasHapus
  2. matur nuwun banyak budhe....

    salam buat mas elang yak......

    BalasHapus