Jumat, 19 Desember 2008

orgasme

by ien bunda elang

Puncak yang selalu ingin didaki, seperti aku yang ingin merasakan "orgasme" di negeri ini. Mungkin klimaks yang ingin dicapai adalah kemakmuran bagi setiap warga negara. Klimaks dan tanpa antiklimaks. Sebagaimana keinginanku untuk selalu memberikan yang terbaik bagi orang-orang tercinta.

Andai para pemegang kebijakan memiliki cinta buat pemilihnya, pasti mereka akan menghambakan dirinya. MEmberikan yang terbaik, dan akhirnya akan terjadi orgasme massal. Dimana setiap warga negara akan merasakannya. Murah sandang, pangan, dan papan.

Bukan serba antri..budaya antri memang bagus tetapi kalau itu antri kebutuhan dasar? hmm, kita antiklimaks sebelum klimaks. Hal itu tidak mengenakan, membuat bete, dan sakit kepala berkepanjangan. Seperti Partono yang pusing tujuh keliling setiap kali Ijah istrinya berteriak-teriak setiap pulang dari pasar.
Harga-harga naik, kamu cari uang lebih banyak pakne..biar kita bisa beli sekerat daging untuk anak kita. Partono garuk-garuk kepala. Partono ejakulasi dini.


Mario Teguh bilang sesuatu yang menarik tentang leadership, semestinya setiap pemimpin memberikan hati, jiwa dan waktunya untuk menjadi sol sepatu bagi rakyatnya. Menjiwai rakyatnya, dan bukan menempatkan diri sebagai borjuis yang tak kenal siapa yang menjadikannya seperti sekarang.

Yee...siap-siap dah kita frustasi bersama. Mana ada pemimpin kita yang seperti itu? Bunda..bunda, jangan pesimis dulu. Apa yang gak mungkin buat Allah? Ups..maaf..ketika kalimat Kun terlontar dari-Nya, pastilah fayakun. Hanya saja, kapan itu terjadi? entahlah.

Lima tahun bukan waktu yang cukup untuk orgasme, sistem trial and error, rombak pasang, jelas makin membuat ruwet otak Partono.Sederhana saja, biarkan kaum proletar merasakan orgasme sesungguhnya. Atau kebiri sekalian mereka itu, sehingga tidak menjadi beban negara. Sebuah pemikiran yang sangat jahat!

Lagi-lagi PArtono garuk-garuk kepala. Ada atau tiada demokrasi ternyata tidak menjadi jaminan bagi PArtono untuk bisa orgasme setiap yang dia mau. Dan Ijah masih saja mendelik, Pakne..cari uang yang banyak...***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar