Senin, 22 Desember 2008

i miss u

by ien bunda elang

Deg! saya membaca Lampung Post, Lampung dilanda banjir. Hmm..provinsi yang sekian tahun lalu menjadi tempat berteduh saya tengah menangis. Saya pun ikut berduka. Jalan Kartini, seperti sungai dadakan, gambar dari fotografer Lampost menyayat hati saya. Saya bernostalgia.

Tak ada tempat lain setelah Purworejo yang menjadi kampung halaman saya selain Lampung. Di sanalah semuanya bermula. Saya mendapatkan pekerjaan untuk pertama kali, saya mendapatkan salary untuk pertama kali, bahkan saya merasakan menjadi calon ibu untuk pertama kalinya di Lampung.

Banyak persaudaraan di kota tapis itu, saya masih terisak. Lampung-ku berduka. Saya tidak mengerti, mengapa air bisa menggenangi dan bahkan akhirnya menjadi banjir di Jalan KArtini. Akankan daya resap sudah tak ada lagi? Adakah saudara-saudara sya di Lampung sudah menjadikan semua ruang adalah tempat sampah?
Entahlah...isak saya makin keras.

Gambar itu mencengkeram hati saya, Jalan KArtini..jalan dimana saya sering menghabiskan waktu bersama sahabat-sahabat saya, ita, ama, yuni, bahkan mas udin atau mas dirman. Terkadang hanya sekedar makan nasi uduk bersama emma atau dedi. Rindu ini menyeruak tiba-tiba. Sahabat, sedang apakah kalian di sana?

Sering saya membuka halaman berita di internet, Dedi jadi anggota KPID Lampung, Ama jadi Korlip Siger TV, Ita jadi Asred Lampost..semestinya saya masih menjadi bagian dari itu, di sana.Sekarang saya di sini,jauh di seberang pulau, tetapi hati saya masih ada di Lampung Post. Saya selalu ingin menjadi bagiannya. Asli, rindu ini tak tertahankan lagi...

Di kawah candradimuka Lampost saya digodok dengan hajaran cukup keras, dari omelan Om Item hingga tamparan kasus Pusri yang membuat semua orang kebakaran jenggot. Dan saya ditempa oleh tangan-tangan yang ahli di bidangnya. Terimakasih Bang...

Lampung, Lampost..sungguh saya ingin berada di pelukanmu lagi. Berkarya, menulis, atau hanya sekedar makan nasi uduk dan pindang baung yang terkadang membuat perut saya protes. Tangis saya agak mereda.

Namun saya masih merindukan Lampung, hingga tiap hari tak kuasa tangan ini untuk tidak mengetik www.lampungpost.com. Saya rindu. Saya terkena sindrom malarindu tropikangen stadium 4. Mungkin hanya perasaan saja, tetapi itu selalu menjadi impian saya, untuk berjalan lagi, tapi kali ini bersama dua jagoan saya. Sekedar napak tilas dan bertemu saudara-saudara. Yang mungkin saat ini sudah memiliki dunia dan kehidupan yang berbeda.
Someday..ya maybe someday.***

1 komentar:

  1. Wah, feature yang bagus mbak. Namun saya kira mbak tidak harus kembali ke lampung post, di blog ini mbak bisa menulis dan berkarya. Banyak lho, yang bisa hidup hanya dari ngeblog. Sebagai wartawan, tulisan mbak memang lain dari yang lain, ini bisa menjadi modal yang baik. Blog dengan tulisan yang runtut, bagus, akan banyak penggemarnya.

    Kalau mau profesional, mbak nanti bisa membuat blog dengan domain sendiri, misal: bundaelang.com, kalau mau nanti bisa pesan ke saya. (promosi)

    Dan ditunggu mbak, sumbangan tulisan untuk bloggerpurworejo.com.

    salam,
    sumedi, www.sumedi.net

    BalasHapus