Jumat, 19 Desember 2008

Gradasi

Gradasi
by ien bunda elang

Tak terasa tahun ini umur kian bertambah, 33 bukan angka kecil.Hmm..jika batas usia manusia hanya mencapai 100 tahun, saya telah menjalani sepertiganya.Hari kemarin utinya elang memberikan sebuah amplop berisi uang 333.300. Surpraise! mengingat ulang tahun saya masih 7 hari lagi. Di amplop tertulis "Selamat Ulang Tahun, selalu berbahagia ya"
Duhh..ingin menangis saja rasanya.

Entah kenapa, saya percaya sekali, setiap orang suka diberi hadiah. Juga saya. Entah hadiah ulang tahun, atau hadiah apapun. Yang menjadi persoalan adalah gradasi arti hadiah. "Dilarang menerima parsel", "Dilarang menerima bingkisan dalam bentuk apapun" kalimat-kalimat itu selalu muncul menjelang akhir tahun atau pun Lebaran.

Makna hadiah sudah bergeser arti, hampir semua orang yang memiliki kursi empuk takut menerima hadiah. Kening saya agak berkerut, benarkah? Kalau hadiahnya berupa bingkisan jelas ditolak. Atau berupa uang dalam amplop seperti yang saya terima dari utinya elang, pasti juga langsung dikembalikan.

Akan berbeda jika hadiah itu berupa surat berharga atau pun dana yang masuk ke dalam rekening anak dan suami.Hehehee..untung saya tidak memiliki kursi empuk, adanya hanya kursi bambu yang di ujungnya penuh dengan rayap.

Dana itu pun tidak bernama hadiah, tetapi modal bersama untuk membuat bengkel, salon, butik, dan mungkin show room mobil. Dari arti yang jelas, hadiah menjadi lebih terang. Warnanya memudar, gradasi.

Manusiawi sekali jika setiap individu senang menerima hadiah. Lalu bagaimana kalau hadiah itu berupa vpucher menginap di Cipinang? Apa yang teman-teman KPK tunjukkan dan buktikan mungkin tidak sebanyak yang belum terungkap. Ya..ya..gradasi hadiah merupakan fenomena gunug es, dan hampir di semua lini mengerti maknanya.

Terima kasih untuk hadiahnya uti sayang...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar